Upacara Panggih Antar Saudara Misan

Admin | Kamis, 07 April 2016 14:27

Yogyakarta, JOGJATV| Pernikahan merupakan moment sakral yang hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Untuk itu, pelaksanaan upacara pernikahan disiapkan dengan sesempurna mungkin. Dalam pernikahan adat gaya Yogyakarta terdapat prosesi upacara panggih pengantin antar saudara misan. Upacara ini sekarang semakin langka ditemukan. Guna mengenalkan kembali upacara panggih pengantin antar saudara misan, Himpunan Ahli Seni Tata Rias dan Busana DaerahHASTANATA Yogyakarta menggelar upacara adat panggih pengantin antar saudara misan.

Prosesi upacara adat panggih pengantin antar saudara misan memerlukan uborampe atau sesaji tersendiri. Uborampe yang diperlukan yakni sanggan yang berisi tumpeng, pisang raja, bunga setaman, lawe wenang, telur, uang wajib, alat pertanian berupa cangkul, tujuh buah gantal yang terbuat dari daun sirih yang diisi kapur sirih kemudian digulung dan diikat menggunakan lawe wenang.

Usai melakukan prosesi macul tumpeng kedua mempelai dipertemukan. Mereka saling melempar gantal atau lintingan daun sirih. Gantal berjumlah 7 buah. Empat buah untuk pengantin putra dan 3 buah untuk pengantin putri. Kedua mempelai berdiri di dekat ranupada dengan posisi saling berhadapan. Kedua mempelai kemudian melakukan prosesi balang-balangan sirih atau saling melempar sirih. Yang pertama melempar gantal adalah pengantin putri. Gantal dilemparkan dengan tangan kiri kemudian disambut oleh pengantin putra dan dilakukan dengan tangan kiri juga.

Kedua mempelai kemudian mendekati ranupada. Pengantin putra melepas selop atau alas kaki kemudian dimasukkan ke dalam ranupada. Pengantin putri lalu jongkok di depan pengantin putra dan mencuci kedua kaki pengantin putra sebanyak tiga kali guyuran dengan menggunakan air bunga sritaman. Setelah itu, pengantin putri membersihkan dan mengeringkan kaki pengantin putra dengan handuk kecil.

Prosesi berikutnya, perias mengambil telur di dalam air sritaman lalu telur tersebut ditempelkan ke dahi pengantin putra dan pengantin putri. Telur kemudian dibanting ke dalam ranupada hingga pecah. Kedua mempelai kemudian berdiri berdampingan dan bergandengan tangan dengan saling mengaitkan jari kelingking. Keduanya lalu duduk di kursi pelaminan.

Selanjutnya, kedua mempelai melakukan prosesi kacar kucur atau tampa kaya. Pengantin putri membuka sapu tangan untuk menerima kaya dari pengantin putra. Setelah itu, kedua mempelai menghadap kepada kedua orangtua pengantin putri untuk menitipkan kaya kepada ibu dari pengantin putri.

Setelah melakukan prosesi tampa kaya, kedua mempelai lalu melakukan prosesi dhahar klimah. Dalam prosesi itu, pengantin putra mengambil nasi kuning dan pindang antep. Pengantin putra lalu membuat kepalan nasi kuning sebanyak 3 kepalan. Nasi itu kemudian diberikan kepada pengantin putri untuk dimakan. Lalu diakhiri dengan minum air putih.

Setelah prosesi dhahar klimah selesai, orangtua pengantin putri kemudian menjemput besan untuk masuk ke pelaminan. Berikutnya adalah sungkeman. Kedua mempelai menuju tempat duduk orangtua pengantin putri. Kemudian pengantin putri sungkem kepada bapak ibunya dan disusul oleh pengantin putra. Setelah itu, mereka melakukan sungkeman kepada orangtua pengantin putra. Pengantin putra terlebih dahulu sungkem kepada bapak ibunya lalu disusul pengantin putri. Usai melakukan sungkeman kedua mempelai lalu duduk kembali di pelaminan.

Sungkeman merupakan prosesi terakhir. Prosesi ini merupakan symbol sembah sujud anak kepada orangtua yang telah membesarkannya. Sungkeman juga mengandung harapan memohon restu kepada orangtua agar kelak kedua mempelai menjadi keluarga yang bahagia.

Upacara adat panggih antar saudara misan mengandung makna untuk mempererat hubungan kedua keluarga, menyatukan tekad dan rasa untuk menghadapi suka duka dalam kehidupan berumah tangga.(Rum)

Artikel Terkait

Wifi Gratis Kangge Masyarakat

06 April 2016 19:20

Warga Mbangun Bale Dhusun

06 April 2016 19:19

Kepyakan Sekolah Siaga Bencana

06 April 2016 19:18

Biwara Pengetan Hari Buruh

06 April 2016 19:17