Pameran Seni Rupa Bhinneka Tunggal Ika

Admin | Jumat, 26 Januari 2018 14:49

Sleman, JOGJA TV| Sebagai negara kepulauan Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan budaya. Untuk menyatukan berbagai keragaman yang ada tersebut Indonesia memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna walaupun berbeda suku, ras, agama dan budaya tetapi tetap satu juga. Namun akhir-akhir ini sering terjadi polemik yang menyangkut SARA sehingga memicu perpecahan bangsa. Untuk menyatukan perbedaan dan kembali kepada Bhinneka Tunggal Ika para seniman memiliki cara khusus yaitu melalui pameran seni rupa bertajuk Bhinneka Tunggal Ika. Pameran digelar oleh Sanggar Sejati dan mengambil lokasi di Galeri Omah Petruk, Hargobinangun, Pakem, Sleman.

Karya-karya yang ditampilkan oleh para perupa dalam pameran Bhinneka Tunggal Ika terdiri dari berbagai aliran seni lukis, seperti abstrak, ekspresif, realis, naturalis dan sebagainya. Melalui karya tersebut para perupa ingin menyampaikan bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan budaya. Keberagaman yang ada di Indonesia seharusnya dimaknai sebagai kekayaan bukan sebagai penghalang. Untuk itu, para seniman ingin menyatukan bangsa Indonesia di bawah naungan Bhinneka Tunggal Ika. Banyak seniman yang terlibat dalam penyelenggaraan pameran tersebut. Mereka menciptakan karya lukis dengan tema pesan moral di dalamnya.

Seniman muda Yogyakarta, Bagaskara menciptakan karya berjudul “Harmoni Negeriku”. Lewat karyanya tersebut Bagaskara ingin menggambarkan keberagaman agama dan budaya yang ada di Indonesia. Karena ukuran kanvas yang kecil maka tidak semua keberagaman yang ada di Indonesia dapat ia masukkan di kanvas. Bagaskara akhirnya memilih Bali dan agama Hindu sebagai representasi dari keberagaman yang ada di Indonesia. Dalam karyanya tersebut ia sengaja memilih warna monokrom yang menggambarkan bahwa sejak dulu keberagaman sudah ada di Indonesia dan harapannya sampai kapan pun bangsa Indonesia dapat bersatu dalam naungan Bhinneka Tunggal Ika.

Harman Art menampilkan lukisan berjudul “Indonesia Raya”. Tema ini ia ambil dengan harapan untuk mempertahankan Indonesia dengan menjunjung Bhinneka Tunggal Ika. Dalam karyanya itu Harman memasukkan unsur-unsur budaya yang ada di Indonesia, seperti budaya Bali, Batak, Betawi, Jawa dan Papua. Unsur budaya yang ditampilkan mewakili segala keberagaman yang ada di Indonesia.

Tales Suparman menampilkan lukisan yang terinspirasi dari cerita pewayangan dengan tokoh Sumantri dan Sukrosono. Sumantri dan Sukrosono adalah kakak beradik yang berbeda wajah dan karakter. Sumantri berwajah tampan namun hatinya kurang bersih sedangkan Sukrosono berwajah jelek tetapi hatinya mulia. Sebagai adik, Sukrosono selalu menurut pada kakaknya. Suatu ketika Sukrosono pernah ditakut-takuti dengan panah oleh Sumantri hingga akhirnya panah tersebut benar-benar terhujam ke tubuh Sukrosono dan akhirnya dia meninggal. Sukrosono tetap sayang kepada kakaknya dan menunggunya di pintu surga. Melalui karya ini Tales Suparman ingin menyampaikan bahwa persaudaraan atau persahabatan harus tetap dijaga. “Jadi ini lambang persaudaraan atau persahabatan yang kuat,” kata Tales Suparman.

Guridwan Budi menampilkan karya berjudul “Penjaga Nusantara”. Karya ini terinspirasi dari kondisi bangsa Indonesia yang saat ini sudah tercerai berai. Banyak terjadi perpecahan antar suku dan agama. Ia menangkap apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini dan mengekspresikannya dalam bentuk lukisan berjudul Penjaga Nusantara. Oleh Guridwan Indonesia digambarkan berada pada jurang kesengsaraan dan kehancuran sehingga perlu ada yang menjaga.

Seniman Dody Haryanto membuat karya yang menggambarkan keberagaman suku dan kepercayaan di Indonesia. Keberagaman itu ia simbolkan lewat goresan warna. Setiap warna merepresentasikan suku yang ada di Indonesia. “Setiap suku mempunyai karakter tersendiri”, kata Dody Haryanto.

Agus Tomin membuat karya bertema Pembauran atau akulturasi. Dalam menyampaikan pesan pembauran ini Agus Tomin menggambarkan sebuah vihara di daerah Ungaran dengan gaya yang berbeda. Ia menampilkan vihara dengan warna yang lebih colourfull. Hal ini ia anggap sebagai wujud keberagaman yang ada di Indonesia.

Pameran Seni Rupa bertajuk Bhinneka Tunggal Ika juga diisi dengan kegiatan sketsa bersama yang digelar di halaman Omah Petruk. Seorang wanita cantik dengan balutan busana jawa tampil sebagai model sketsa. Para seniman yang terlibat dalam sketsa bersama tersebut dibebaskan untuk membuat sketsa. Ada yang terinspirasi membuat sketsa model dan ada pula yang tertarik menyeket suasana tempat di Omah Petruk.

 

 

Pameran seni rupa yang dihelat oleh Sanggar Sejati mengajak para penikmat seni untuk tidak hanya sekedar menonton karya seni tetapi juga mengajak mereka untuk melihat proses berkreatifitas dalam menghasilkan sebuah karya seni. Bagi para seniman seni dijadikan sebagai media halus untuk menyatukan bangsa Indonesia yang beragam. Di akhir acara Koordinator Pameran, Priyanto Ari Sasmoyo mengajak seluruh rakyat Indonesia agar menjaga kebhinekaan supaya Indonesia tetap aman, damai, makmur dan sentosa. (Rum) Sumber: Kontemporer, senin 22/01/18).

Artikel Terkait