Sleman, JOGJA TV| Menghadapi bonus demografi di tahun 2045 mendatang Indonesia mulai bersiap mencetak generasi emas. Untuk mencetak generasi emas dibutuhkan peran ibu atau calon ibu yang mampu mendidik putri putrinya dengan baik. Oleh karena itu, seorang ibu atau calon ibu harus memiliki wawasan yang luas dan akhlak mulia agar dapat menciptakan generasi emas sesuai yang diharapkan. Hal inilah yang melatarbelakangi berdirinya Aza Mother School (AMS) yang ditujukan untuk mendidik para ibu dan calon ibu milenium agar kelak bisa menciptakan generasi emas di 2045.
Para ibu maupun calon ibu di abad milenium ini dihadapkan pada perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat. Maka tak heran saat ini banyak ibu dan calon ibu yang terlalu sibuk bermain gadget sehingga kurang mencurahkan perhatian pada keluarga dan anak-anaknya. Bahkan yang lebih parah lagi dalam satu keluarga sudah jarang berkomunikasi karena setiap anggota keluarga sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Padahal seorang ibu memiliki tugas utama untuk mendidik putra putrinya agar menjadi generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Apalagi pemerintah sudah mendengungkan perlunya penguatan pendidikan karakter bagi anak. Untuk dapat mendidik anak-anaknya dengan baik supaya menghasilkan anak yang cerdas dan berkarakter maka seorang ibu atau calon ibu harus dipersiapkan. Demikian ungkap Manajer Keuangan AMS, Sri Murni, M.Pd.
Fenomena banyaknya ibu-ibu milineal yang lekat dengan gadget sehingga menimbulkan dampak negatif membuat keprihatinan tersendiri bagi sekelompok ibu-ibu pemerhati pendidikan. Para ibu yang terdiri dari Dr. Hj. Senny Saleh, M.Pd, Dr. Siti Mariah,M.Pd, Elfiza Wahyudi dan Sri Murni, M.Pd kemudian mendirikan lembaga pendidikan non formal bagi ibu dan calon ibu milineal. Lembaga pendidikan non formal itu bernama Aza Mother School (AMS) dan dibentuk pada tahun 2016. Aza Mother School berlokasi di Dusun Tobratan, Wirokerten, Banguntapan, Bantul.
Aza Mother School (AMS) terbuka bagi siapa saja khususnya para wanita baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga. “Pokoknya yang betul-betul ingin mengembangkan dirinya sebagai ibu milineal yang sukses, ” kata Manajer Kurikulum AMS, Dr. Siti Mariah, M.Pd.
Lebih lanjut Siti Mariah mengatakan para peserta didik AMS yang disebut warga belajar akan mendapatkan paket belajar sebanyak empat tahap, mulai dari paket reproduksi, paket perkawinan muda, paket produktif dan paket menjelang hari tua. “Jadi sistimnya paket bukan semester,” katanya. Para tutor yang akan mendampingi ibu-ibu belajar di AMS ada 15 tutor dan semuanya memiliki keahlian di bidang masing-masing.
Para ibu yang berminat ingin belajar mengembangkan potensi diri di AMS tidak perlu khawatir meninggalkan keluarga karena mereka bisa membawa serta anaknya sembari belajar. Jadi ketika ibunya sedang belajar anaknya juga bisa belajar di ruang khusus anak yang sudah disediakan. Di situ anak-anak akan dilatih untuk belajar budaya Jawa, seperti bahasa Jawa dan kethoprak. Di lembaga ini point yang ditekankan adalah pembentukan akhlak dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demikian ungkap Dr.Hj. Senny Saleh, M.Pd.
Lembaga pendidikan non formal AMS mendapat dukungan dari Kementrian Agama, Kementrian Sosial dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan. Tempat ini dipersiapkan bagi ibu dan calon ibu milineal yang nantinya berperan menentukan keberhasilan bangsa. Dengan bekal ilmu yang didapat dari AMS para ibu akan mampu mendidik putra putrinya dengan baik sehingga harapan untuk panen generasi emas di tahun 2045 dapat terwujud. (Rum) Sumber : Bincang Hari Ini, Jumat 29/12/17).