Melestarikan Batik Tulis Sebagai Budaya Adiluhung

Admin | Rabu, 13 April 2016 14:42

Bantul, JOGJATV| Tak diragukan lagi keindahan batik tulis mampu membuat decak kagum siapapun yang melihatnya. Warisan budaya bangsa Indonesia ini tak sekedar menyimpan nilai estetika tetapi juga mengandung pesan makna. Pembuatan motif batik klasik begitu rumit sehingga memerlukan ketelitian dan kesabaran tinggi. Mutiara Batik merupakan salah satu home industry di daerah Imogiri, Bantul yang sampai saat ini masih konsisten memproduksi batik tulis dengan motif-motif klasik.

Batik dengan motif-motif klasik terkesan lebih elegan jika dikenakan. Selain itu, batik tulis juga melambangkan harapan tersendiri bagi pemakainya. Ragam hias motif batik klasik antaralain motif kapal dengan latar mber molor, motif udan liris, motif gurdo kurung dan motif naga kawung.

Motif udan liris atau hujan gerimis melambangkan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, juga bermakna akan datangnya kesuburan dan kesejahteraan.

Motif lainnya adalah motif wahyu tumurun. Motif ini banyak digemari karena keindahan polanya dan makna filosofinya yang mendalam. Motif wahyu tumurun biasa dikenakan untuk upacara pernikahan dengan harapan agar mempelai mendapatkan kebahagiaan lahir batin dalam kehidupan berumah tangga.

Dahulu motif-motif klasik tersebut merupakan motif larangan yang hanya boleh dikenakan bagi keluarga kerajaan. Namun seiring berjalannya waktu motif tersebut kini boleh dikenakan untuk masyarakat umum.

 

Makna filosofi yang terkandung dalam motif klasik inilah yang menjadikan batik tulis tetap bertahan hingga sekarang. Pembuatan batik tulis memerlukan tingkat kerumitan tersendiri. Hal inilah yang menjadikan batik tulis tak ternilai harganya.

Artikel Terkait