Sleman, JOGJA TV| Sebagai bentuk kerinduan orang-orang Jawa yang tinggal di luar Pulau Jawa dan di luar negeri terhadap tanah Jawa akan digelar event Javanese Diapora Event III :Ngumpulke Balung Pisah. Event ini merupakan kali ketiga dan akan digelar di Beteng Vredeburg Yogyakarta pada tanggal 17-23 April 2017. Event Diaspora Jawa akan dimeriahkan dengan 19 program acara menarik dan terbuka untuk masyarakat umum. Topic ini diangkat dalam talkshow Teras Jogja, edisi Senin (20/03/17) di Studio Jogja TV.
Seksi Program Javanese Diaspora, Rachmawan Singgih mengatakan sejarah Javanese Diaspora berawal dari Facebook orang-orang Jawa yang tinggal di berbagai Negara dan mereka masing-masing membentuk grup sendiri. Misalnya orang Jawa yang ada di Suriname, New Caledonia, Belanda maupun orang Jawa yang tinggal di dalam negeri namun bukan di Pulau Jawa, seperti di Tondano Sulawesi, Lampung dan lain-lain. Mereka ini membentuk grup diaspora jawa di masing-masing tempat tinggalnya. Kemudian pada tahun 2007 para penggagas network tersebut berupaya menjadikan satu ke dalam grup Javanese Diaspora yaitu jaringan internasionalnya orang-orang Jawa dan keturunannya.
Istilah diaspora sendiri dimaknai sebagai orang-orang atau etnis suatu bangsa yang tidak lagi tinggal di daerah asalnya tetapi masih memegang teguh adat istiadat asal mereka. Pertemuan pertama Javanese Diaspora diadakan tahun 2014 di Yogyakarta dan dilanjutkan pertemuan ke dua tahun 2015 masih di kota yang sama. Pada tahun 2017 ini para diaspora Jawa akan mengadakan pertemuan lagi di Beteng Vredeburg Yogyakarta.
Jumlah orang Jawa dan keturunannya yang berada di luar negri cukup banyak. Orang Jawa di Suriname jumlahnya sekitar 75 ribu orang. Sementara orang Jawa di Belanda ada sekitar 35 ribu orang. Meski mereka tidak lagi punya keluarga di tanah Jawa namun ikatan batin mereka terhadap negeri lelehurnya sangat kuat. Mereka juga sangat bangga mengaku sebagai keturunan orang Jawa.
Pada pertemuan kali ketiga yang akan diadakan pada 17-23 April 2017 nanti para diaspora Jawa dari seluruh wilayah dan berbagai Negara akan berkumpul dan berbagi cerita di Yogyakarta. Event akan dilangsungkan selama seminggu dan dimeriahkan dengan bebagai acara menarik. Akan ada 19 program selama seminggu, kata Rachmawan.
Acara utama untuk event tersebut yakni akan diadakan sarasehan khusus yang akan mengangkat tema Diaspora Jawa: Mbiyen, Saiki lan Mbesuke. Pada sarasehan ini para diaspora Jawa dari setiap Negara akan melakukan presentasi terkait kehidupan mereka di Negara masing-masing. Yang menarik acara ini akan menggunakan bahasa pengantar bahasa Jawa ngoko dan bahasa Inggris. Bahkan pada sarasehan ini pula para diaspora Jawa akan melakukan dialog dengan Sultan dengan menggunakan bahasa Jawa ngoko. Ini benar-benar unik karena jarang sekali ngomong ngoko dengan Sultan. Kata Rachmawan.
Selain itu juga akan digelar acara menarik lainnya antaralain stand up comedy Jawa , pemutaran film documenter tentang kedatangan pertama kali orang Jawa di Suriname, workshop batik, pengenalan wayang, pengenalan baca tulis aksara Jawa, demo masak, pameran karya seni dan lain-lain. Nantinya untuk acara penutupan pada 23 April 2017 akan digelar pertunjukan seni di depan Monumen SO 1 Maret Beteng Vredeburg. Pada event ini, para diaspora Jawa akan unjuk kebolehan menari dan menyanyi dalam bahasa Jawa. Acara ini dibuka gratis untuk masyarakat umum.
Humas Acara, Sri Astuti mengatakan stand up comedy jawa dengan tema waton njeplak terbuka untuk umum, siapa pun boleh mendaftar dan pendaftaran akan ditutup 10 April 2017. Bagi yang tertarik bisa mengambil formulir pendaftaran di Radio Ista Kalista atau bisa sms/ WA di nomor 08112691777. Di samping itu, juga akan diadakan lomba penulisan artikel tentang diaspora Jawa. Bagi yang berminat menulis artikel, artikel bisa dikirimkan ke diasporajawa@gmail.com.
Berkumpulnya para diaspora Jawa di Yogyakarta ini akan menjadi event sangat menarik. Untuk itu, masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya bisa datang di event ini untuk mengetahui budaya dan sejarah para diaspora Jawa di berbagai wilayah dan Negara. (Rum) Sumber: Teras Jogja, Senin 20/03/17)