Yogyakarta, JOGJA TV| Mungkin tidak banyak orang tahu bahwa sebenarnya masyarakat Madura juga memiliki senibudaya batik. Daerah yang terkenal dengan kuliner satenya ini ternyata juga mempunyai potensi batik yang penting untuk dilestarikan dan dikembangkan. Selain memiliki corak dan warna yang indah batik Madura juga mengandung nilai filosofi seperti halnya pada batik Jogja dan Surakarta. Berikut ragam motif batik Madura.
Motif batik Reng Perreng atau Pring Sedapur dengan latar bulu ayam. Motif batik ini menggambarkan tentang perreng atau bambu yang banyak dijumpai di Madura. Pada jaman dahulu bambu merupakan bahan baku untuk membuat rumah atau langgar. Motif ini cocok diberikan kepada pasangan yang telah menikah karena menggambarkan keharmonisan seperti halnya pohon bambu yang tumbuh berkumpul. Kain batik motif Reng Perreng ini usianya sudah 75 tahun.
Motif batik Tong Centhong atau sendok nasi dengan latar liris potong. Pada jaman dahulu centhong atau sendok nasi Madura terbuat dari bahan kayu dan bentuknya cukup besar seperti digambarkan pada motif ini. Di balik motif Tong Centhong tersimpan sejarah tentang KeLesap yakni salah satu tokoh pahlawan dari Pamekasan, Madura. Motif Liris Potong hanya boleh dipakai oleh keturunan KeLesap. Motif liris termasuk motif larangan sehingga hanya Raja dan keturunannya yang diperbolehkan memakai motif ini. Motif liris sama halnya dengan motif parang yang ada pada batik Jogja dan Surakarta yaitu sama-sama termasuk motif larangan. Kain batik dengan motif Tong Centhong latar Liris potong in iusianya sudah 90 tahun.
Motif Sido Mukti Merak Pagi Sore dengan latar Ramok Kepper. Motif yang menggambarkan tentang filosofi keseimbangan ini muncul di Pamekasan Madura karena adanya pengaruh kerajaan dari Jawa. Motif pada kain batik yang berusia 80 tahun ini juga mendapat pengaruh dari beberapa unsur budaya yang menjadi satu kesatuan harmoni.
Motif Per Ghapper dengan latar Sekar Jagad. Ghapper atau kupu-kupu adalah symbol cinta abadi. Batik motif Per Ghapper sering dipakai untuk acara-acara resmi, seperti pada acara pernikahan.
Motif Sabet Rante atau Sabet Manik. Motif ini sering dipakai untuk hantaran atau lamaran. Motif Sabet Rante memiliki makna bahwa pihak laki-laki telah mengikat calon pengantin perempuan.
Motif Buketan latar Mok Ramok. Motif indah ini menggambarkan rangkaian bunga. Batik motif Buketan terinspirasi dari pengaruh Belanda yang pernah menduduki Madura, khususnya daerah Pamekasan.
Sudah tidak diragukan lagi Madura memiliki seni batik dengan motif-motif yang sangat indah. Warnanya yang cerah dan berani menjadi cirri khas tersendir idari batik Madura. Di balik keindahannya batik Madura juga mengandung ajaran filosofi yang penting untuk digali. Karya seni adiluhung ini penting untuk terus dilestarikan. (Rum) Sumber: Amazing Batik, Kamis 09/03/17)