Yogyakarta, JOGJA TV| Kraton Yogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pura Pakualaman merupakan dua pusat kerajaan yang banyak menyimpan boleksi budaya. Salah satu asset budaya yang tersimpan di Kraton dan Pura Pakualaman adalah batik. Koleksi batik yang terdapat di dua pusat kerajaan ini merupakan motif-motif langka dan hanya berkembang di dalam tembok kraton dan Pura Pakualaman. Oleh karenanya, motif-motif tersebut kurang dikenal oleh masyarakat umum.
Pura pakualam yang merupakan wilayah kadipaten menyimpan koleksi batik yang begitu tinggi nilai estetikanya. Motif batik Pura Pakualaman tercantum dalam naskah-naskah kuno koleksi Pura Pakualaman. Motif batik tersebut diambil dari wadana renggan atau hiasan yang melengkapi teks kuno. Nama motifnya pun sesuai dengan nama wadana renggan yang ada.
Motif batik koleksi Pura Pakualaman diantaranya adalah Asthabrata jangkep. Motif ini merupakan koleksi dari permaisuri Sri Paku Alam X, BRay. Atika Suryodilogo. Motif Asthabrata jangkep tercipta dari wadana renggan yang menghiasi teks Asthabrata jangkep yakni sebuah ajaran kepemimpinan yang meneladani sifat dari delapan dewa.
Motif Wisnu Mamuja yang berarti Wisnu yang senantiasa memuja kepada sang pencipta. Motif batik ini menggambarkan seorang pemimpin yang mampu menjaga jarak terhadap gemerlapnya kehidupan duniawi.
Motif Baruna Wicakswa yakni Baruna yang bijaksana. Seorang pemimpin harus memiliki sifat pandai, bersahaja, dan mampu mengayomi. Dengan memiliki sifat ini maka seorang pemimpin akan disegani dan dihormati oleh rakyatnya.
Motif Bayu Krastala atau Bayu yang berpendirian teguh dan senantiasa berpijak pada kebenaran. Sifat ini penting dimiliki oleh seorang pemimpin.
Motif lainnya yang diambil dari ajaran Asthabrata yaitu Indra Widagda, Yama Linapsuh, Surya Mulyarja dan Brama Sembada.
Sama halnya dengan Pura Pakualaman, Kraton Yogyakarta Hadiningrat juga memiliki koleksi batik dengan motif langka. Diantaranya adalah batik motif batik Ceplok Keci yang merupakan koleksi dari Permaisuri Sri Sultan Hamengkubowo X, GKR Hemas.
Disamping itu, koleksi lain dari GKR Hemas adalah motif Abimanyu, motif Rujak Senthe dan motif Ceplok Jatayu.
Koleksi batik Kraton lainnya yakni motif Parang Cohung yang merupakan koleksi dari GBRay. Murdokusumo.
Motif Parang Garuda Bintang Naga Liman adalah motif batik koleksi dari GBPH. Yudaningrat.
Motif batik lainnya adalah motif Parang Plenik Sawo Naga Bintang, Parang Garuda Bintang Naga, Ceplok Nitik Purbonegoro, Parang Kesit Jong, dan lain sebagainya.
Motif batik parang merupakan motif yang sangat terkenal. Pada jaman dahulu motif parang hanya boleh dipakai oleh Raja dan keturunannya sedangkan kalangan rakyat biasa dilarang mengenakan motif parang. Namun seiring pergeseran jaman motif parang sekarang sudah boleh dikenakan oleh masyarakat di luar tembok kraton.
Aneka ragam motif batik langka koleksi Kraton Yogyakarta dan Pura Pakualaman mengandung nilai estetika tinggi. Di balik keindahannya motif-motif tersebut mengandung nilai ajaran yang bermakna bagi kehidupan. (Rum) Sumber: Amazing Batik, Kamis 09/03/17)