Ekskavasi Arkeologi Situs Kauman Pleret

Admin | Senin, 20 Maret 2017 15:44

Sleman, JOGJA TV| Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) banyak memiliki peninggalan Cagar Budaya dan Warisan Budaya dengan jumlah lebih dari 500 situs. Wilayah DIY memang sejak dahulu menjadi tempat berdirinya Kraton Mataram Hindu hingga Mataram Islam sehingga jejak-jejak peninggalan kraton tersebut hingga sekarang terus dicari dan dilestarikan. Salah satunya adalah pencarian jejak situs Kauman Pleret yang berada di desa Kauman, Pleret, Bantul. Untuk mengetahui jejak peninggalan Kraton Pleret sekaligus merekonstruksi Masjid Agung Kraton Pleret maka dilakukan ekskavasi terhadap situs tersebut. Kegiatan ekskavasi ini dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan DIY, Balai Arkeologi, Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM dan elemen masyarakat.

Masjid Agung Kraton Pleret atau sering disebut Masjid Kauman Pleret terletak di desa Kauman, Pleret, Bantul. Berdasarkan babad Momana disebutkan bahwa Masjid Kauman Pleret dibangun pada saat putra raja melakukan pernikahan yaitu pada 1649 Masehi. Berbeda dengan masjid-masjid kuno lainnya yang sudah mengalami renovasi, kondisi Masjid Kauman Pleret ini masih utuh seperti ketika dibangun pada tahun 1649. Menurut saya Pleret ini menarik sekali karena adalah sebuah contoh dari masjid yang kondisinya masih utuh, kata dosen Arkeologi FIB UGM, Dr. Mimi Savitri, S.S,MA saat menjadi narasumber Citra Jogja, senin (13/03/17) di Studio Jogja TV.

Untuk mengetahui jejak Masjid Agung Kraton Pleret secara lengkap Dinas Kebudayaan DIY bekerjasama dengan instansi terkait melakukan ekskavasi arkeologi sejak tahun 2003 hingga 2017. Kegiatan ekskavasi dilakukan di tiga lokasi yaitu situs Kauman I dan II dilakukan pada tanggal 6-17 maret 2017. Sedangkan ekskavasi situs Kedaton Pleret dilaksanakan mulai tanggal 20-31 Maret 2017.

Masjid Agung Kraton Pleret dahulu ditopang dengan 36 umpak namun dari proses ekskavasi yang dilakukan baru berhasil ditemukan 23 umpak. Kegiatan ekskavasi terus dilakukan untuk mengumpulkan sisa-sisa bangunan yang ada di bawah tanah situs Kauman Pleret. Apabila data sudah terkumpul maka akan diketahui denah Masjid Kauman Pleret tersebut. Rencananya di situs Kauman Pleret nantinya akan dibuat museum situs sehingga bisa dimanfaatkan untuk wisata pendidikan.

Terkait rencana pembuatan museum situs Masjid Kauman Pleret sebenarnya di Pleret sendiri sudah dibangun museum Pleret. Museum Pleret menyimpan koleksi sekitar 90 koleksi. Museum ini juga dilengkapi dengan mini teather. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang sejarah keberadaan Kedaton Pleret bisa mengunjungi museum Pleret. Demikian kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Drs.Umar Priyono, MPd.

Sejarah Mataram Islam sendiri dimulai dari Kraton Kotagede kemudian pindah ke wilayah Kerto dan kemudian pindah lagi ke wilayah Pleret Bantul.

Kegiatan ekskavasi terhadap jejak peninggalan Mataram Islam sangat penting dilakukan karena bisa dimanfaatkan untuk edukasi bagi siapapun terutama generasi muda agar mereka tidak terperangkap menjadi The Lose Generation atau generasi yang kehilangan arah karena tercerabut dari akar budayanya.(Rum) Sumber: Citra Jogja, Senin (13/03/17)

 

Artikel Terkait