Sleman, www.jogjatv.tv Awal tahun menjadi catatan buruk bagi Kabupaten Sleman, dimana sejumlah wilayahnya terkena serangan demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data Dinas Kesehatan, di awal tahun 2016 saja, telah terjadi 29 kasus warga terjangkit demam berdarah dengan satu korban meninggal dunia. Sementara tahun 2015 lalu kasus DBD di sleman mencapai 520 kasus dengan sembilan orang meninggal.
Guna menekan tingginya angka kasus DBD, kelompok kerja pemantau jentik dan dinas terkati terjun langsung melakukan pemantauan jentik nyamuk di rumah-rumah warga. Sasaran pemantauan adalah rumah warga di Dusun Juwangen Desa Purwomartani Kecamatan Kalasan Sleman, yang merupakan penyumbang terbesar kasus DBD di Sleman. Dari tujuh RT yang didatangi petugas, hasilnya cukup mengejutkan, karena jentik-jentik nyamuk banyak ditemukan di hampir setiap rumah. Pemantauan belum dapat dilakukan secara menyeluruh karena beberapa rumah sedang tidak berpenghuni saat didatangi petugas. Kepala Desa Purwomartani, Tugiran, mengaku kesulitan mengajak warganya untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak. Pasalnya, di wilayah Desa Purwomartani banyak terdapat perumahan kosong yang tidak ditempati pemiliknya, sehingga sulit memantau keberadaan jentik nyamuk.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Sleman, Dokter Novita Krisnaini menyatakan, meski telah ada petugas pemantau jentik nyamuk, namun pihaknya tetap meminta warga menggiatkan program pemberantasan sarang nyamuk, karena langkah ini dinilai lebih efektif dibandingkan pemberantasan nyamuk melalui fogging. (Hari Atmaja)