Gunungkidul, JOGJA TV| Motif batik bisa tercipta dari bermacam inspirasi. Kekayaan alam sekitar maupun peristiwa tertentu bisa menjadi sumber inspirasi bagi penciptaan motif batik. Motif batik amaryllis contohnya. Desain motif batik amarylis terinspirasi dari keindahan hamparan bunga amarylis yang tumbuh subur di Kecamatan Pathuk Gunungkidul. Bunga amarylis yang biasa disebut brambang procot oleh warga Pathuk ini awalnya hanya dianggap sebagai gulma sehingga harus dilenyapkan. Namun tak disangka keindahan bunga amarylis menjadi booming setelah viral di media sosial. Kini, bunga amarylis itupun diangkat menjadi sebuah motif batik khas kecamatan Pathuk Gunungkidul.
Cinderamata dari Kecamatan Pathuk Gunungkidul kini tak hanya kerajinan topeng kayu saja. Ada satu produk lagi yang bisa dijadikan buah tangan saat berkunjung ke Pathuk Gunungkidul yaitu batik motif amarylis yang merupakan icon Kecamatan Pathuk Gunungkidul.
Terciptanya motif batik amarylis terinspirasi dari banyaknya bunga amarylis atau brambang procot yang tumbuh subur di wilayah Pathuk. Camat Pahuk, R. Haryo Ambar Suwardi, mengatakan awalnya keberadaan bunga amarylis hanya dianggap sebagai gulma oleh masyarakat petani setempat. Kemudian pada tahun 2015 bunga amaryllis menjadi booming setelah foto bunga tersebut diunggah di media sosial. “kita angkat di media sosial hari selasa, rabu langsung booming, hari kamis luar biasa macet. Waktu itu booming luar biasa,” kata camat Pathuk.
Berkat media sosial keberadaan bunga amaryllis di Kecamatan Pathuk menjadi terkenal dimana-mana. Bahkan banyak wisatawan dari luar daerah dan luar negeri yang berkunjung ke Pathuk untuk sekedar berswafoto di hamparan bunga amaryllis.
Ketenaran bunga amarlyllis menjadi sumber inspirasi bagi seorang pemuda setempat bernama Hanafi. Ia mendesain batik motif amarylis yang merupakan bunga khas Pathuk Gunungkidul. Akhirnya, bunga amarylis yang kemudian diberi nama Puspa Pathuk atau Puspat tersebut diangkat menjadi sebuah motif batik. Camat Pathuk merasa optimis pembuatan batik amaryllis ini ke depan akan memiliki prospek bagus meskipun warga Pathuk bukan merupakan keturunan pembatik. “Suatu kali nanti saya yakin bisa asal kita mau berusaha,” kata Haryo Ambar Suwardi.
Untuk mengajak masyarakat Pathuk beralih menjadi pembatik adalah hal yang tidak mudah. Basic mereka adalah petani yang akrab dengan cangkul dan untuk mengubah mindset mereka supaya terbiasa memegang canting tentu memerlukan kesabaran ekstra.
Sementara ini pembuatan batik amarylis masih bekerja sama dengan perajin dari kecamatan lain mengingat masyarakat di Kecamatan Pathuk belum terampil membatik. Untuk itu, pemerintah Kecamatan Pathuk bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi guna memberikan pelatihan membatik kepada masyarakat setempat sehingga kelak masyarakat Pathuk bisa terampil membatik.
Pemerintah Kecamatan Pathuk melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Makmur Jaya memberikan pelatihan membatik kepada warga desa setempat. Ketua BUMDES Makmur Jaya, Suprapti Purnami Ningrum mengatakan pelatihan yang diberikan kepada warga tidak hanya berupa pelatihan membatik saja tetapi juga pelatihan di bidang marketing untuk pemasaran batik, “Kami dari BUMDES ini sudah melakukan pelatihan-pelatihan baik pelatihan membatik sendiri juga pelatihan di marketingnya karena SDM kami terkendala belum fasih marketing pemasaran,” kata Suprapti.
Batik amarylis merupakan salah satu produk unggulan dari Desa Salam Kecamatan Pathuk Gunungkidul. Motif batik ini terinspirasi setelah keberadaan bunga amarylis di Kecamatan Pathuk sempat booming pada tahun 2015. Batik amarylis kemudian dilaunching pada bulan Agustus 2016. Batik amarylis memiliki ragam hias motif tumpal bambu, segitiga, rebung, sirih, padi dan tumpal batu khas Gunungkidul. Ragam hias ini sebagai pelengkap dari batik amarylis. Semua motif memiliki makna filosofi tersendiri.
Motif rebung.
Rebung atau tunas bambu menggambarkan proses kehidupan. Tunas melambangkan proses awal kehidupan. Sebelum menjadi besar semuanya dimulai dari yang kecil dulu atau tunas. Selanjutnya saat berada di titik yang tinggi atau besar jangan sampai lupa pada hal yang kecil atau darimana kita berasal.
Motif tiga batang pohon bambu
Motif ini menggambarkan tiga hal yaitu awal-tengah-akhir. Belajar dari kehidupan pohon bambu dimulai dari tunas, kemudian tumbuh menjadi pohon dan akhirnya mati. Demikian juga manusia juga mengalami tahapan kehidupan seperti itu yakni lahir kemudian menjadi dewasa dan akhirnya meninggal dunia. Muara dari kehidupan adalah mati karena tidak ada yang abadi di dunia ini.
Motif tanaman sirih
Daun sirih dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Begitu juga manusia sudah semestinya bisa berguna bagi kehidupan bagi lingkungan sekitarnya.
Motif Segitiga
Segitiga menunjukkan sebuah proses dari dasar menuju puncak. Motif ini mengandung makna agar manusia mempunyai mimpi dan cita-cita luhur untuk berada di posisi puncak. Setelah berada di puncak jangan sampai melupakan proses dasar.
Motif amaryllis
Motif amarylis sendiri mencakup tiga hal yakni tiga kuntum bunga, tiga umbi atau bakal tunas bunga, arsiran umbi yang dibuat menunjukkan simbol tanah, dan motif sebelas biji padi dalam satu tangkai.
Batik amarylis dibuat dengan menggunakan teknik cap kombinasi tulis. Sedangkan untuk warnanya menggunakan pewarna sintetis dan pewarna alami. Warna yang tersedia untuk batik amarylis cukup beragam yakni ada sekitar 20 warna, seperti kuning, coklat, hijau, biru dan lain-lain.
Batik amarylis yang merupakan motif khas Pathuk Gunungkidul ini dijual dengan harga Rp.125.000 per lembar dengan ukuran 2 m x 115 cm. Dengan harga yang cukup terjangkau ini pecinta batik bisa menambah koleksi batiknya agar semakin lengkap.
BUMDES Makmur Jaya dengan didukung oleh Pemerintah Kecamatan Pathuk terus berupaya untuk mengenalkan batik amarylis kepada masyarakat luas. Promosi batik amaryllis dilakukan ke instansi-instansi pemerintahan di Gunungkidul. Selain itu, juga melalui ajang pameran dan juga melalui media sosial. Keindahan batik yang tercipta dari bunga amarylis puspa pathuk ini diharapkan bisa menjadi cindermata khas Pathuk Gunungkidul. (Rum) sumber: Amazing Batik, kamis 22/02/2018).