Bersih Dusun Bobung

Admin | Sabtu, 10 Februari 2018 14:34

Sleman, JOGJA TV| Bagi masyarakat Jawa ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa biasa diwujudkan dalam bentuk kenduri. Dalam kenduri ini disajikan sesaji makanan yang memiliki makna sebagai simbol doa.. Kenduri sebagai ungkapan rasa syukur dilakukan oleh warga masyarakat Dusun Bobung, Desa Putat, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul. Warga menggelar kenduri dalam acara Bersih Dusun Bobung sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen serta untuk mengenang para pendahulu yang telah berjasa mendirikan Dusun Bobung.

Bersih Dusun atau rasulan Bobung digelar warga setempat rutin setiap tahun, utamanya setelah panen raya yakni pada hari senin pon. Bersih dusun ini digelar sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen selama setahun dan juga untuk memperingati berdirinya Dusun Bobung yang berdiri sekitar tahun 1970.

Ketua Panitia Bersih Dusun Bobung, Marsilah mengatakan awal berdirinya Dusun Bobung tidak lepas dari kiprah Kyai Secoboma yang dibantu lima orang pengikutnya. Kyai Secoboma beserta pengikutnya kala itu membuka hutan belantara di daerah Pathuk, Gunungkidul. Ketika sedang membabat hutan tiba-tiba di situ muncul kerbau yang mengamuk. Kerbau tersebut kemudian ditangkap dan dipatahkan tanduknya oleh Kyai Secoboma dan pengikutnya. Kerbau yang tanduknya telah patah tersebut terlihat seperti rebung atau bung dalam bahasa Jawa. Oleh karena itu Kyai Secoboma menamai hutan yang ia buka menjadi sebuah dusun bernama Bobung. Secara harafiah Bobung berarti “kebo sungune kaya bung” (kerbau yang tanduknya menyerupai rebung).

Dusun Bobung sendiri memiliki luas wilayah sekitar 78 Hektar dan terdiri dari lima RT. Mayoritas warga Dusun Bobung berprofesi sebagai pengrajin topeng kayu. Kerajinan topeng kayu merupakan ciri khas dari Dusun Bobung. Selain itu, juga ada profesi lainnya seperti petani, PNS dan wiraswasta. Warga Dusun Bobung dengan berbagai profesi hidup harmonis dan mereka setiap tahun sekali melestarikan upacara adat bersih dusun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas rejeki yang telah mereka diterima selama setahun. Di samping itu, juga untuk mengenang berdirinya Dusun Bobung.

Upacara bersih dusun selalu identik dengan gunungan. Demikian pula dalam bersih dusun Bobung warga masyarakat tak lupa menghadirkan gunungan yang tersusun dari hasil bumi, seperti padi, sayuran dan palawija. Selain gunungan, juga dihadirkan jodang yang berisi nasi gurih, ingkung ayam, sayur dan lauk pauk tahu tempe, rempeyek. Gunungan dan jodang tersebut kemudian diserahterimakan dari perwakilan masyarakat kepada sesepuh dusun.

 

 

Setelah selesai melakukan serah terima gunungan acara dilanjutkan dengan kenduri dan doa bersama dengan dipimpin oleh kaum setempat. Kenduri merupakan acara inti dari dilaksanakannya upacara bersih dusun. Kenduri sebagai simbol untuk mengenang para leluhur yang dahulu berjasa membuka hutan menjadi Dusun Bobung. Dalam kenduri ini disajikan makanan khusus berupa nasi liwet beserta kuah sayur yang menjadi kesukaan dari para leluhur pendiri Dusun Bobung. Saat melakukan doa bersama dalam kenduri ada tiga hal yang termaktub dalam doa. Pertama, mendoakan arwah para pendiri Dusun Bobung agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar seluruh warga masyarakat Dusun Bobung diberikan kehidupan yang makmur sejahtera. Ketiga, memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan rumah tangga seluruh warga dusun Bobung selalu diberikan rasa aman dan tentram.

 

 

Begitu kenduri selesai warga kemudian makan bersama sebagai bentuk shodakoh agar rejeki yang diterima selalu barokah. Makan bersama juga menjadi sarana untuk merekatkan persaudaraan diantara mereka. Warga terlihat guyub rukun saat berbagi makanan bersama.

Gunungan yang telah didoakan kemudian diperebutkan kepada seluruh warga yang hadir menyaksikan acara bersih dusun. Inilah moment yang ditunggu-tunggu oleh warga. Mereka bukan hanya bergembira ingin mendapatkan bagian dari gunungan tetapi lebih daripada itu mereka ingin ngalab berkah dari gunungan yang telah didoakan tersebut.

Shodakoh dalam Bersih Dusun Bobung diwujudkan dalam bentuk pembagian makanan kepada seluruh warga yang hadir. Uniknya, makanan tersebut tidak ditempatkan dalam wadah kardus atau besek tetapi diletakkan dalam sarangan yang terbuat dari anyaman daun kelapa. Setiap KK membawa satu sarangan dari rumah untuk dibawa ke Balai Dusun. Dalam acara tersebut terkumpul sarangan sebanyak 700 buah. Sarangan yang telah diisi nasi dan lauk pauk kemudian dibagikan kepada seluruh warga yang hadir.

Setelah mendapatkan sarangan yang berisi makanan warga tidak langsung pulang tetapi mereka menikmati sajian hiburan berupa kesenian rakyat yang dimainkan oleh warga setempat. Dihadirkannya kesenian rakyat dalam bersih dusun ini sebagai bentuk kegembiraan masyarakat karena telah mendapatkan rejeki berupa hasil panen yang baik.

Bersih dusun menjadi media yang efektif untuk meningkatkan persatuan antar warga. Melalui upacara seperti ini warga semakin guyub sehingga tidak mudah diadu domba. Oleh karena itu, upacara bersih dusun tetap relevan untuk diterapkan di masa sekarang dan di masa mendatang. (Rum) Sumber: Adiluhung, 06/02/2018).

 

 

Artikel Terkait

Belajar membatik Pada Media Kayu

07 Februari 2018 14:04

Bersih Dusun Ngelorejo

03 Februari 2018 12:02

Drama Musical Putih Hitam Lasem

31 Januari 2018 14:43