Gunungkidul, JOGJA TV|Coklat merupakan salah satu produk makanan yang banyak disukai konsumen. Selain coklat batangan saat ini juga banyak ditemui produk makanan olahan lainnya yang terbuat dari bahan baku coklat atau kakao. Griya Coklat Nglanggeran adalah salah satu rumah produksi coklat yang dijalankan oleh ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Purba Rasa (KUBE PURBA RASA) di Desa Nglanggeran Kecamatan Pathuk Gunungkidul, Yogyakarta.
Kelompok Usaha Bersama Purba Rasa (KUBE PURBA RASA) merupakan kelompok yang dibentuk oleh Dinas Perindustrian dan Pedagangan Kabupaten Gunungkidul. Kelompok usaha ini dibentuk pada tanggal 25 Oktober 2010. KUBE PURBA RASA awalnya hanya membuat produk olahan makanan sederhana seperti kripik singkong, kripik ikan, lanting dan lain-lain. Namun pada tahun 2011 kelompok ini mendapatkan pendampingan dari Bank Indonesia (BI) melalui program CRS BI. Kelompok ini pun melakukan inovasi dengan membuat dodol coklat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Mereka memproduksi olahan coklat karena bahan baku kakao merupakan potensi pertanian di Desa Nglanggeran. Di Nglanggeran ini hampir semua KK punya pohon coklat. Di situ kita berusaha bagaimana kita bisa meningkatkan nilai ekonomi dari coklat itu dengan cara mengembangkan dodol coklat Nglanggeran, ungkap Ketua Kelompok Usaha Bersama Purba Rasa, Surini.
Selain dodol coklat, Griya Coklat Nglanggeran juga membuat produk olahan lainnya seperti pisang salut coklat, cipiran coklat, onde-onde coklat, sale untir, cookies coklat dan produk minuman coklat chocomix. Semua produk makanan ini dibuat dari bahan baku kakao.
Selain dibuat untuk produk makanan biji kakao yang telah diproses juga dimanfaatkan untuk membuat sabun. Sabun coklat ini dibuat dari lemak coklat.
Produk coklat Griya Nglanggeran memiliki keunggulan tersendiri karena bahan baku kakao dipetik dari kebun sendiri. Mulai dari pembibitan, penanaman, panen hingga pengolahan dilakukan oleh masyarakat Nglanggeran.
Dalam menjalankan usaha pembuatan coklat Griya Coklat Nglanggeran bekerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan Balai Penelitian Teknologi Bahan ALam — BPTBA LIPI. Instansi ini bertindak sebagai peneliti dengan menerapkan inkubasi teknologi yaitu ahli teknologi pasca panen dan diversifikasi olahan coklat. Seluruh proses pembuatan coklat dilakukan sesuai standar SNI. Untuk menjamin keamanan konsumen dalam memproduksi coklat juga diterapkan CPPB (Cara Pembuatan Pangan yang Baik) sehingga produk-produk yang dihasilkan aman bagi konsumen. Demikian dijelaskan oleh Angwar, Peneliti dari BPTBA LIPI.
Selain mendapat dukungan dari BPTBA LIPI pembuatan produk olahan coklat di Desa Nglanggeran juga mendapat dukungan dari Balai Pelayanan Bisnis dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY. Instansi ini memberikan fasilitias berupa merk kolektif PURBA RASA yang bisa digunakan oleh semua warga Nglanggeran untuk membranding produk yang mereka hasilkan. Kami mendaftarkan merk kolektif dengan nama PURBA RASA untuk makanan olahan ini pada tahun 2011 dengan tujuan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sini, kata Kepala Seksi Fasilitasi Kekayaan Intelektual Disperindagkop DIY, Ida Suryanti Lestari. Merk kolektif ini sudah didaftarkan di Kementrian Hukum dan HAM RI. Dengan branding kolektif ini diharapkan produk-produk hasil olahan masyarakat Nglanggeran bisa dikenal oleh masyarakat luar Gunungkidul.
Dalam memasarkan produknya KUBE PURBA RASA menitipkan hasil produksinya di sejumlah supermarket dan toko oleh-oleh. Bahkan produk coklat PURBA RASA juga sudah dipasarkan sampai ke luar kota, seperti Jakarta, Bandung, Tangerang dan Aceh. Oleh-oleh khas Desa Nglanggeran Kecamatan patuk, Gunungkidul ini diharapkan bisa diminati masyarakat luas.(Rum) Sumber: Jogja Direktori, Sabtu 22/04/17)