Warga Gunungkidul Ciptakan Beras Mocaf

Admin | Jumat, 13 Mei 2016 09:47

Gunungkidul, www.jogjatv.tv Melimpahnya hasil panen ketela terkadang membuat petani di Gunungkidul kesulitan ataupun merugi dengan harga jual ketela yang rendah. Hal tersebut menginspirasi Suti Rahayu, warga Dusun Sumberejo, Ngawu, Playen, Gunungkidul, untuk mengolah ketela kering atau gaplek menjadi bahan dasar pembuatan beras. Gaplek yang digiling menjadi tepung selanjutnya dicampur tepung tapioka dan dikukus selama setengah jam, berikutnya adonan tersebut, dicetak dengan bentuk menyerupai beras untuk selanjutnya dimasukkan di ruangan pemanas.

Ide tersebut ternyata diterima dengan baik oleh masyarakat. Selama tiga tahun menjalankan usaha produksi beras mocaf ini, setiap harinya jumlah pesanan ke rumah usaha Suti Rahayu terus berdatangan. Selain harganya yang relatif murah, yakni Rp 10.000,00, beras tersebut sangat cocok bagi penderita diabetes.

Banyaknya pesanan dari luar daerah membuat suti rahayu harus merekrut tenaga kerja hingga berjumlah 21 orang, sehingga kelompok tersebut diberi nama Putri 21. Dalam sebulan , usaha produksi beras mocaf ini mampu meraup omset jutaan rupiah . Permintaan beras mocaf tersebut yang paling tinggi dari wilayah Bandung Jawa Barat, Jakarta dan Sumatra. Selain beras berbahan dasar ketela, Suti juga membuat beras jenis lain seperti beras pisang, sukun dan jagung.

Ketua Kelompok Putri 21, Suti Rahayu mengaku awalnya sempat pesimis saat akan melakukan uji coba pembuatan beras mocaf karena mendapatkan cibiran dari berbagai pihak. Pasalnya, sebagian besar masyarakat di Gunungkidul beranggapan ketela hanya dihargai murah dan hanya terhenti pada olahan gaplek. Setelah melalui proses yang cukup panjang hususnya dalam hal pemasaran produk beras mocaf tersebut, Suti Rahayu tidak hanya dapat membuka lapangan pekerjaan, akan tetapi dapat menjawab kesulitan petani di wilayah Playen dalam menjual hasil panen Ketela. ( Anjar Ardityo )

Artikel Terkait