Merti Dusun Plembon Lor

Admin | Minggu, 03 Desember 2017 07:46

Gunungkidul, JOGJA TV| Warga Dusun Plembon Lor, Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Gunungkidul setiap tahun rutin menggelar upacara adat kenduri rasul merti desa. Sesuai tradisi yang berlaku di Dusun Plembon Lor merti dusun diselenggarakan pada bulan besar dengan mengambil hari senin pahing. Penentuan hari senin pahing sudah merupakan wasiyat dari para pendahulu di dusun Plembon Lor. Upacara merti dusun menjadi media yang efektif bagi warga untuk saling berkumpul menciptakan persatuan dan kesatuan. Bahkan warga perantauan pun menyempatkan diri untuk pulang pada saat digelar merti dusun.

Tradisi merti dusun Plembon Lor, Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Gunungkidul hingga kini masih terus dilestarikan oleh warga desa setempat. Menurut panitia acara, Antono merti dusun Plembon lor hanya sebagai tradisi peninggalan nenek moyang dan tidak ada sejarah khusus yang melatar belakangi dari penyelenggaraan merti dusun tersebut. Warga setempat bertekad untuk senantiasa melestarikan tradisi merti dusun dengan harapan supaya dijauhkan dari segala bentuk bencana, baik bencana alam, pageblug, maupun paceklik.

Selain itu, merti dusun juga sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil panen selama setahun dan diharapkan agar pada masa panen berikutnya diberikan hasil yang lebih baik lagi.

Merti dusun diawali dengan mengarak gunungan hasil bumi yang dipersembahkan oleh warga. Gunungan ini sebagai wujud hasil panen masyarakat yang melimpah. Merti dusun digelar secara bersama-sama di seluruh Desa Logandeng. Desa Logandeng terdiri dari 10 padukuhan yang terbagi menjadi dua sektor. Sektor utara terdiri dari padukuhan Jalakan, Plembon lor, Plembon Kidul, Pager dan Logandeng. Sedangkan sektor selatan terdiri dari Padukuhan Siyono wetan, Siyono kulon, Siyono kidul, Siyono tengah dan Glidag. Merti desa di sektor utara dilaksanakan pada senin pahing dan merti desa di sektor selatan dilaksanakan pada senin kliwon.

Untuk 2017 merti dusun di sektor utara dipusatkan di Dusun Plembon Lor. Acara merti dusun Plembon Lor dikemas dalam bentuk kirab budaya. Kirab dimulai dari wilayah dusun Plembon lor menuju Balai dusun Pelmbon Lor. Kirab budaya yang mengarak gunungan ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga. Warga terlihat asyik menonton kirab di pinggir-pinggir jalan.

Setelah gunungan dikirab keliling desa kemudian dilakukan serah terima gunungan dari warga kepada Kepala Desa Logandeng. Menurut Panitia acara merti dusun, Antono gunungan bukan hanya sekedar untuk memeriahkan upacara merti dusun namun juga sebagai ungkapan rasa syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain dimeriahkan dengan kirab gunungan acara merti dusun Plembon Lor juga dimeriahkan dengan hiburan jathilan dan kethoprak yang dimainkan oleh para karang taruna Plembon Lor.

Setelah selesai melakukan serah terima gunungan seluruh warga dusun kemudian berkumpul di Balai Dusun Plembon Lor untuk mengikuti kenduri dan doa bersama. Dalam kenduri rasul merti desa ini warga menyajikan ambengan. Bagi warga yang mampu secara ekonomi biasanya menyajikan ambengan sendiri tetapi bagi warga yang kurang mampu biasanya membuat ambengan dengan cara patungan.

Ambengan berisi nasi gurih atau disebut sekul suci beserta ingkung ayam jago yang disebut ulam sari. Di samping itu juga dilengkapi dengan lauk pauk berupa rempeyek, thontho, sambal goreng, oseng-oseng, serta lalapan seperti kacang, kubis, dan kecambah.

Nasi ambeng tersebut kemudian didoakan bersama-sama oleh warga dengan dipimpin oleh seorang ulama setempat. Warga memanjatkan doa untuk memohon keselamatan dan memohon agar diberikan rejeki yang barokah.

Nasi ambeng yang telah didoakan tersebut kemudian dibagikan kepada seluruh warga yang hadir. kenduri atau disebut kurban wilujengan ini sebagai bentuk shodakoh atau sedekah supaya rejeki yang diterima warga selalu barokah.

Nasi kenduri yang telah dibagikan itu kemudian dimakan secara bersama-sama oleh warga. Bukan hanya sekedar makan untuk mengeyangkan perut tetapi tradisi makan bersama tersebut melambangkan kerukunan warga.

Setelah kenduri bersama acara berikutnya adalah rebutan gunungan. Gunungan yang telah didoakan tersebut diperebutkan kepada warga yang datang. Mereka berdesak-desakan untuk bisa mengambil bagian dari gunungan. Makna dari rebutan gunungan ini sebenarnya adalah untuk mengedepankan kebersamaan bukan untuk berlomba mendapatkan bagian terbanyak. Semua warga berharap bisa mendapatkan berkah dari gunungan tersebut.

Tradisi merti dusun Plembon Lor terus dilestarikan warga dari generasi ke generasi. Melalui upacara adat ini kebersamaan warga akan terus terjaga. Merti dusun juga mengandung harapan agar seluruh warga Desa Logandeng bisa mendapatkan kemakmuran. Bagi yang berprofesi sebagai pedagang atau buruh diharapkan supaya mudah dalam mencari rejeki. Bagi petani supaya mendapatkan hasil pertanian yang melimpah agar cukup untuk memenuhi kebutuhan selama setahun ke depan. Bagi pegawai swasta atau PNS semoga bisa meningkatkan layanannya kepada masyarakat. Inilah doa yang tersirat dari digelarnya upacara adat merti dusun. (Rum) Sumber: Adiluhung, selasa 21/11/17)

 

Artikel Terkait