Yogyakarta, JOGJA TV| Bulan Ramadhan selalu identik dengan tradisi ngabuburit atau menunggu waktu buka puasa. Bagi masyarakat, ngabuburit biasanya diisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid seperti mendengarkan kajian islam untuk menambah ilmu agama maupun menikmati hiburan nasyid. Hampir di setiap masjid biasanya menyelenggarakan kegiatan bernuansa Islami setiap menjelang buka puasa, tak terkecuali Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
Masjid Jogokariyan yang usianya hampir setengab abad ini selalu dipadati oleh ribuan jamaah setiap bulan ramadhan. Saat menjelang buka puasa Masjid Jogokariyan selalu terlihat dipadati para jamaah yang akan beribadah. Tak perlu khawatir karena untuk buka puasa pihak panitia masjid telah menyediakan menu takjil gratis bagi warga yang datang ke masjid. Ketua Panitia Kampung Ramadhan Jogokariyan 2016, Yushna mengatakan untuk buka puasa Masjid Jogokariyan setiap sorenya menyediakan takjil yang jumlahnya antara 200-1500 paket takjil. Menu-menu takjil gratis ini dibuat secara kolektif oleh ibu-ibu di Kampung Jogokariyan. Ada sekitar 30 kelompok ibu-ibu yang diberdayakan untuk membuat menu takjil selama sebulan. Setiap harinya ada satu kelompok yang terdiri dari 15-20 orang bertugas menyediakan menu takjil. Ibu-ibu ini bertugas menyediakan lauk pauk sedangkan untuk nasi dan minuman sudah disediakan oleh pihak masjid.
Selain menyediakan menu takjil gratis Panitia Kampung Ramadhan Jogokariyan juga mengadakan pasar sore ramadhan yang berlokasi di dekat masjid Jogokariyan, tepatnya di sepanjang jalan Jogokariyan. Pasar sore ramadhan Kampung Jogokariyan menjadi salah satu lokasi favorit masyarakat untuk berburu menu buka puasa. Di tempat ini, para penjual aneka makanan dan minuman tampak berjajar di pinggir jalan. Mereka menawarkan aneka menu untuk buka puasa. Mulai dari menu tradisional hingga modern semuanya bisa ditemukan di pasar sore ramadhan ini.
Diantara puluhan jenis makanan yang ditawarkan para pedagang tersebut ada beberapa jenis makanan unik yang menarik untuk dibawa pulang. Salah satunya adalah pempek panggang. Makanan khas Palembang ini bisa dijumpai di Pasar Ramadhan Jogokariyan.
Ada lagi makanan unik lainnya, yakni Songgo Buwono. Tak hanya unik namanya tapi penjualnya pun juga tampak beda dengan penjual lainnya karena dia memakai busana Jawa lengkap dengan blangkonnya. Songgo Buwono adalah makanan khas Yogyakarta dan merupakan makanan favorit dari Sultan Hamengkubowo VII. Menu ini berupa roti sus yang didalamnya berisi roghut yang melambangkan isi bumi, telur yang melambangkan gunung, fla melambangkan awan, acar melambangkan bintang dan selada yang menyimbolkan tanaman yang menyangga buana. Sedangkan roti sus itu sendiri melambangkan buana atau alam semesta. Makanan yang dikemas dalam cup plastic mika ini penuh dengan nilai filosofi.
Menu tradisional lainnya adalah sate gajih dan sate daging. Aroma sedap dari sate yang ditengah dipanggang tentu menggoda setiap pengunjung yang lewat. Sate gajih atau biasa disebut sate kere mudah ditemui di setiap sudut kota Yogyakarta dan salah satunya di pasar sore ramadhan Jogokariyan ini.
Tak lengkap rasanya berburu menu makanan tanpa minuman. Aneka jenis minuman yang ditawarkan di Pasar Sore Ramadhan inipun terbilang variatif. Pengunjung tinggal pilih minuman apa yang disukai sesuai selera. Di tempat ini ada satu minuman unik yakni es dawet tela ungu. Sesuai namanya es dawet ini terbuat dari ketela ungu sehigga warna tampilannya terlihat menarik.
Masih banyak menu makanan dan minuman lainnya yang tentunya menarik untuk dieksplor. Tak ada salahnya selama bulan ramadhan ini kita meluangkan waktu untuk berburu menu buka puasa di pasar sore kampung ramadhan Jogokariyan. Pasar sore Kampung Ramadhan Jogokaroyan ini sudah berlangsung sejak tahun 2004 dan tahun ini merupakan yang ke 12 kalinya. Melalui event seperti ini tentunya bisa lebih menghidupkan suasana bulan ramadhan dan yang tak kalah penting yakni menggerakkan sector ekonomi warga sekitar Masjid Jogokariyan.