Sleman, JOGJA TV| Bertemu dengan teman baru dan mempelajari budayanya akan menjadikan seseorang lebih open minded terhadap hal baru. Ini pula yang dilakukan oleh Komunitas CouchSurfing yang beranggotakan para traveler dari seluruh dunia dengan jumlah lebih dari 20 juta orang. Jalinan social berupa hospitality exchange ini memberikan manfaat kebaikan bagi para anggotanya. Untuk lebih merekatkan tali persaudaraan antar anggota, CouchSurfing Indonesia akan mengadakan Festival Komunitas Couchsurfing, mulai tanggal 17-20 agustus 2017 bertempat di Youth Centre Yogyakarta. Event ini merupakan event yang ke empat setelah sebelumnya diselenggarakan di Jakarta, Bandung dan Bali.
Entertainment Festival, Alan mengatakan Komunitas CouchSurfing melakukan kegiatan yang bukan hanya sekedar traveling namun ada tujuan utamanya di dalamnya yaitu mempelajari budaya local di tempat yang sedang dikunjungi sehingga mereka mendapatkan wawasan baru.
CouchSurfing muncul sejak tahun 2000 diciptakan oleh Casey Fenton warga Amerika Serikat. Waktu itu dia akan mengunjungi Iceland. Daripada menginap di hotel yang mahal lalu Casey mencoba mengirim email ke orang-orang setempat untuk menginap selama tinggal di sana. Ternyata email yang ia kirimkan itu mendapat banyak balasan dan mereka menawarkan tempat menginap secara gratis. Berdasarkan pengalamannya tersebut Casey kemudian membuat komunitas CouchSurfing yang anggotanya terdiri dari para traveler dari berbagai Negara. Mereka bertukar jasa secara gratis mulai dari tempat menginap hingga memandu wisata. CouchSurfing adalah cara seru bepergian dan bertemu dengan orang dari seluruh dunia sekaligus mengenal budaya local mereka dan tentunya dengan biaya hemat.
Pembina Festival, Didin Jamaludin mengatakan CouchSurfing Indonesia muncul sejak tahun 2007. Komunitas ini tidak bertujuan untuk komersial tetapi juga tidak dimaksudkan untuk mencari free accommodation. CouchSurfing memiliki princip No money attach tetapi untuk membayarnya adalah dalam bentuk currency lain yaitu kebaikan dan keikhlasan. Jadi antar anggota bisa saling mengenal dan bertukar budaya. Misalnya, ketika anggota couchsurfing dari Indonesia akan berkunjung ke Belanda dia bisa menginap di rumah orang Belanda yang merupakan anggota couchsurfing. Begitu juga sebaliknya, ketika ada traveler dari Belanda akan datang ke Indonesia dia bisa tinggal di rumah salah satu anggota CouchSurfing Indonesia. Orang yang bertindak sebagai tuan rumah dan menyediakan rumah untuk menginap disebut host sedangkan orang yang menginap disebut surfer (traveler). Bantuan yang bisa diberikan oleh host tidak harus berupa tempat menginap tetapi bisa berupa jasa lain seperti menunjukkan spot-spot menarik ataupun sekedar menemani jalan-jalan.
Untuk menjalin keakraban antar anggota komunitas, couchsurfing Indonesia akan menyelenggarakan festival komunitas couchsurfing bertempat di Youth centre Yogyakarta, mulai 17-20 Agustus 2017. Ada beberapa program kegiatan yang akan dilaksanakan antaralain film discussion, Jogja Excursion, dan Jogja Downtown yaitu menelusuri relung-relung kota Yogyakarta yang selama ini kurang dikenal wisatawan. Demikian disampaikan oleh Publisis Festival, Iskandar Zulkarnain.
Acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Siapapun boleh ikut bahkan yang bukan anggota couchsurfing pun boleh ikut asalkan dibawa oleh salah satu anggota. Untuk bergabung ke event ini bisa mendaftar melalui instragam http://yooying.com/?lang=pt-br atau melalui website www.couchsurfing.com (Rum)Sumber:Teras Jogja, sabtu 12/08/17).