Batik Exotic, Ethnic Batik Kontemporer

Admin | Rabu, 10 Mei 2017 10:52

Bantul, JOGJA TV| Geliat industri batik di tanah air semakin berkembang pesat semenjak batik dikukuhkan oleh UNESCO sebagai mahakarya pusaka kemanusiaan lisan dan tak benda. Dampak positif dari pengukuhan ini sangat dirasakan oleh para pelaku bisnis batik. Saat ini batik tidak lagi dianggap kuno sehingga peminatnya pun semakin banyak, mulai dari kalangan anak-anak hingga orang tua. Berbagai motif terus diciptakan oleh para perajin batik agar batik menarik peminat di setiap segmen usia. Seperti yang dilakukan oleh Parno yang menjalankan usaha batik dengan label Batik Exotic. Untuk menari minat konsumen Parno mengkombinasikan batik tulis motif klasik dan motif kontemporer dengan ciri khas garing lengkung.

Motif kontemporer berupa garis lengkung dipadukan dengan batik tulis motif klasik menjadi ciri khas Batik Exotic. Owner Batik Exotic, Parno menuturkan bahwa dalam setiap lembar kain selalu dimunculkan batik tulis. Ciri khas ini untuk membedakan antara produk Batik Exotic dengan produk batik lainnya. Motif ini pun sudah dikenal oleh konsumen. Kita selalu masukkan batik tulis dalam setiap satu kain. Ciri khase lengkung-lengkung kayak gini, pasti sudah beda, sudah tahu kalau itu punya Exotic. Kata Parno.

Untuk lebih menarik konsumen Batik Exotic juga selalu menciptakan motif dan warna baru mengikuti permintaan pasar. Ide dalam menciptakan motif dan pemilihan warna salah satunya diperoleh dari internet. Dalam satu lembar kain biasanya terdapat beberapa motif, misalnya motif nitik dipadukan dengan motif parang klithik dan motif kopi pecah kemudian diberi sentuhan garing lengkung sebagai ciri khasnya.

Selain itu, Batik Exotic juga memiliki keunggulan tidak mudah luntur asalkan dilakukan perawatan dengan benar. Batik cukup diangin-anginkan saja tidak perlu dikeringkan di bawah sinar matahari langsung. Akan lebih baik lagi jika batik dicuci dengan lerak. Apabila tidak ada lerak batik juga bisa dicuci dengan deterjen tetapi jangan direndam lama setelah itu dicuci secara manual, jangan memakai mesin cuci supaya serat kain tidak rusak.

Geliat industri batik di Yogyakarta berkembang sangat pesat sehingga tingkat persaingannya juga ketat. Namun hal ini tidak membuat Parno khawatir. Untuk mensiasati banyaknya persaingan Parno terus berinovasi menciptakan kreasi baru sesuai permintaan pasar. Baginya persaingan justru memberinya ide masukan dalam berkarya. Justru dari pesaing-pesaing kita punya masukan ide, katanya.

Peminat batik dan industri batik berkembang seiring sejalan. Namun sayangnya jumlah pembatik tulis semakin langka. Hal ini dikarenakan tidak adanya regenerasi pembatik. Anak-anak muda kebanyakan lebih suka bekerja di pabrik daripada belajar menjadi pembatik. Kondisi ini menjadi kendala bagi pelaku bisnis batik termasuk Parno.

Dunia batik sudah digeluti Parno sejak dirinya lulus sekolah SMA. Dahulu sebelum terjun menjalani bisnis batik Parno bekerja menjadi tenaga pembatik di sebuah rumah produksi batik. Dari situ dirinya melihat bahwa usaha batik cukup menjanjikan kemudian dia mencoba menjalankan usaha sendiri sejak tahun 2010 sampai sekarang.

Aneka ragam motif dan warna batik ditawarkan oleh Batik Exotic yang beralamat di Dusun Benyo, Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul ini. Konsumen bisa memilih busana maupun kain batik di showroom tersebut. (Rum) Sumber: Amazing Batik, Kamis (16/03/17).

 

 

Artikel Terkait