Bantul, JOGJA TV| Sebagai upaya mendorong para pembatik dan pengusaha batik di Kabupaten Bantul lebih maju dan berkembang, PPBI Sekar Jagad bekerjasama dengan Pemkab Bantul mengadakan acara Bincang Batik Bantul, bertempat di Pendopo Parasamsya Bantul. Acara Bincang Batik diisi dengan berbagai kegiatan meliputi bincang-bincang tentang budaya, tradisi masyarakat Bantul yang berkaitan dengan batik, bazar batik bantul, peragaan batik bantul dan pameran hasil pelatihan membatik tahun 2015-2017.
Kain-kain batik hasil karya masyarakat Bantul yang mengikuti pelatihan membatik yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan DIY bekerjasama dengan PPBI Sekar Jagad turut serta dipamerkan di Pendopo Parasamya Kabupaten Bantul.
Pelatihan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar berkreasi dalam menciptakan batik tanpa meninggalkan pola batik klasik khas Bantul. Batik-batik tersebut sebagian sudah terjual dan sebagian lagi dipamerkan dalam acara tersebut.
Batik Bantul sudah dikenal dengan kekhasannya. Bahkan ada beberapa batik keraton yang terinspirasi dari Batik Bantul. Sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan batik Bantul para perajin diharapkan agar terus berinovasi dan berkreasi untuk menciptakan motif-motif batik yang baru.
Dalam acara Bincang Budaya yang berkaitan dengan batik Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Kesi Hemawati memaparkan tentang upacara adat dan seni tradisi di Kabupaten Bantul. Salah satu upacara adat yang masih dilestarikan masyarakat Bantul hingga kini adalah upacara wiwit yang dilakukan saat akan memetik padi.
Sementara itu Ketua Dekranasda Bantul, Erna Suharsono dalam bincang tersebut mengatakan hampir di setiap kecamatan dan desa di Kabupaten Bantul terdapat pengrajin batik. Batik di setiap kecamatan di Bantul memiliki motif dan ciri khas sendiri-sendiri. Misalnya daerah Giriloyo, Imogiri, Bantul terkenal dengan batik tulis klasik. Desa Kembang Songo terkenal memiliki batik nitik. Desa Wijirejo, Pandak, Bantul terkenal memiliki motif kontemporer.
Sementara itu, sama seperti kabupaten lainnya di DIY, Kabupaten Bantul juga memiliki ciri khas batik bernama motif ceplok kembang kates. Motif ceplok kembang kates dijadikan sebagai seragam PNS, instansi dan sekolah. Meski sudah memiliki motif khas ceplok kembang kates namun para pengrajin di Bantul diharapkan untuk terus berkreasi menciptakan motif-motif lainnya agar batik Bantul makin berkembang.
Dalam acara Bincang Batik Bantul tersebut ditampilkan fragmen tari yang menceritakan tentang wiwitan Dewi Sri. Tarian diawali dengan proses tanam padi oleh petani. Ketika melaksanakan tanam padi ini petani melaksanakan upacara wiwit. Demikian juga saat tiba panen padi para petani juga melakukan upacara wiwit saat petik padi pertama. Upacara wiwit sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Dalam pentas tari tersebut ditampilkan sosok Dewi Sri yang merupakan dewi kesuburan.
Selain kaya dengan upacara adat Kabupaten Bantul juga memiliki produk batik yang merupakan warisan budaya adiluhung. Setiap daerah penghasil batik di Kabupaten Bantul mempunyai ciri khas tersendiri. Misalnya Dusun Kembangsongo, Trimulyo, Jetis, Bantul terkenal memiliki batik dengan motif nitik. Batik nitik yang merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang memiliki beragam motif diantara nitik nogosari, nitik joyokusumo, tambal nitik, sekar poleng, kotak nitik, lereng seling kambil nitik secukil, lereng nitik, sekar jagad nitik secukil, sekar jagad nitik, keongan nitik, parang nitik, kotak picis nitik, dan kawung nitik.
Motif-motif tersebut ditampilkan dalam peragaan batik berjalan yang dibawakan oleh Dimas Diajeng Bantul. Batik tak hanya indah dipandang mata tetapi juga memiliki nilai filosofi yang sarat dengan kehidupan manusia. (Rum) Sumber: Amazing Batik, kamis 19/07/2018).