Yogyakarta, www.jogjatv.tv Dengan dierlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015, perekonomian nasional akan bersaing dengan para pelaku usaha maupun industri di kawasan ASEAN. Nantinya, banyak pebisnis yang masuk ke Indonesia, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut menjadi tantangan tidak hanya bagi Pemerintah Indonesia, namun juga bagi para pelaku usaha termasuk pelaku usaha kerajinan.
Untuk menghadapi MEA, para pelaku usaha lokal telah melakukan berbagai persiapan. Mariamah, perajin batik, telah menyiapkan sejumlah strategi agar dapat bersaing dan bertahan terhadap produk yang akan beredar di pasaran. Selain menggunakan pewarna alam untuk batik, ia juga berusaha mempertahankan kualitas produk, termasuk dalam pemilihan kain, maupun proses membatik. Sementara, perajin perak, Nur Miyati, menonjolkan kreatifitas untuk bersaing di pasar ASEAN, salah satunya dengan memodifikasi produk lama menjadi produk yang lebih menarik lagi, dan memperluas pemasaran, lewat toko fisik dan toko dalam jaringan (internet).
Dengan adanya pasar bebas ASEAN, para pelaku usaha industri kecil maupun menengah, serta pemerintah dapat memanfaatkan tantangan ini untuk memperluas jaringan usaha, agar produk-produk indonesia dapat menjadi unggulan. (Twin Kumilah)