Sleman, www.jogjatv.tv Tidak dapat dipungkiri, cuaca menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pertanian. Namun saat ini, banyak petani yang dibuat bingung utnuk menentukan masa tanamnya lantaran kondisi cuaca tidak bisa diprediksi. Prihatin dengan hal tersebut, Lesto Kusumo, seorang ahli dalam pantauan mitigasi cuaca, dan kebencanaan, warga Griya Asri Purwomartani, Kalasan Sleman, memasang sebuah stasiun kecil untuk memantau keadaan cuaca, yang bisa dijadikan acuan para petani untuk menentukan masa tanam. Data tersebut kemudian diolah ke server online, dan diunggah ke laman e-pantau.net, yang dapat dipantau oleh para petani untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan penanaman benih, baik padi, cabai, ataupun palawija. Sementara itu, untuk menyuburkan tanah pertanian, Lesto juga mengembangkan sebuah teknologi bio organik mikroba, yang berasal dari bakteri urin sapi, untuk merubah unsur hara di dalam tanah.
Dari keahliannya tersebut, kini Lesto mempunyai, sejumlah petani binaan. Salah satunya Tarsisius Jamaludin, warga Sawahan Kidul, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Menurutnya, bio organik ini cukup membantu para petani, dalam meningkatkan hasil panen. Bahkan utnuk membuat bio organik dari urin sapi ini juga sangat mudah. Pertama masukan 20 liter urin sapi ke dalam drum. Tambahkan 5 kg urea, 5 kg NPK, dan 1,5 liter tetes tebu plus 1 liter samro pupuk mikroba, kemudian aduk hingga rata, dan tutup rapat drum tersebut, sebelum di diamkan selama satu minggu. Setelah satu minggu, cairan tersebut bisa digunakan untuk memupuk tanaman, dengan perbandingan 1:20 untuk tanam awal, 1:15 untuk tanaman berbunga, dan 1:10 untuk tanaman berbuah.
(Tim Liputan)